Jurnal

Dzikir, Spiritualitas dan Intuisi:
Studi tentang Pembentukan Jati Diri di Majelis Dzikir Rijalullah Majalengka

Yedi Supriadi

1Program Doktoral Studi Agama-Agama, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung
*Email : yedi.supriadi@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan metode spiritual, praktek spiritual dan implementasi spiritual dalam upaya pembentukan jati diri pada peserta Majelis Dzikir Rijalullah di Kabupaten Majalengka. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif yang berupaya mendeskripsikan prilaku subyek dan peristiwa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Majelis Dzikir Rijalullah Majalengka menerapkan Sembilan teori spiritual dari Imam Al-Ghazali yakni, taubah, sabar, zuhud, tawakal, wara’, kefakiran, mahabbah, ma’rifat, dan ridha. Kesembilan metode ini dipraktekkan dengan cara meditasi duduk, meditasi gerak, meditasi kontrol tubuh, dzikir meditasi dan dzikir rijalullah. Implementasi metode dan praktek dzikir dipandang mampu membersihkan hati dan pikiran yang memicu pada terbangunnya kesadaran (neosis) sampai kepada firasat dan intuisi (terbuka hijab) hingga pada pembentukan jati diri. Proses pembentukan jati diri berlangsung dalam tiga fase kepribadian, yakni Fase Alam Samar, Fase Alam Sadar dan Fase Alam Fitrah.
Kata Kunci : Spiritualitas; intuisi; majelis dzikir; kesadaran diri;

ABSTRACT
This study aims to analyze the application of spiritual methods, spiritual practice, and spiritual implementation to form an identity in the participants of the Rijalullah Council of Dhikr in Majalengka Regency. This research uses a qualitative approach that seeks to describe the behavior of subjects and events. The results showed that the Rijalullah Majalengka Council applies nine spiritual theories from Imam Al-Ghazali: taubah, patience, zuhud, tawakal, wara ‘, devotion, mahabbah, ma’rifat, and pleasure. The nine methods are practiced using sitting meditation, movement meditation, body control meditation, meditation dzikir, and rijalullah dzikir. The implementation of the dzikir method and practice is seen as being able to cleanse the heart and mind, which triggers the awakening of consciousness (neosis) to premonitions and intuition (free hijab) of identity. Forming the identity takes place in three personality phases: The Faint Nature Phase, the Conscious Nature Phase, and the Natural Fitrah Phase.
Keywords: Spirituality; intuition; Majelis Dzikir; self-awareness;

FULL TEXT PDF

DAFTAR PUSTAKA
Al Makky, M. (2011). Majelis Dzikir: Antara Sadar Spiritual dan Praktek Budaya Massa, El-Harakah: Jurnal Budaya Islam, 13(1), 1-13.
Asry, M. Y. (2018). Sosialisasi Zikir Melalui Komunikasi Dari Mulu Ke Mulut Majelis Dzikir Dan Shalawatan Al Mutathahhirien, Wacana, 17(1), 125-134.
Baihaqi, M.I.F. (2008). Psikologi Pertumbuhan. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.
Daeli, O. O. (2018). Spiritualitas dan Transformasi, Melintas, 34(1), 96-110.
Fridayanti. (2015). Religiusitas, Spritualitas dalam Kajian Psikologi dan Urgensi Perumusan Religiusitas Islam, Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 2(2), 199-208.
Hidayat, K., & Ahmad Gaus AF (ed.). (2005). Islam, Negara dan Civil Society. Jakarta: Paramadina.
Jumantoro, Totok & Amin, Munir, Samsul. 2005. Kamus Ilmu Tasawuf. Jakarta: Amzah.
Kartikasari, Y. (2011). Alam, Manusia, Dan Spiritualitas, Sosioteknologi, 24(10), 1157-1167.
Kaserun, R. AS. (2016). Taman Kebenaran sebuah destinasi spiritual mencari jati diri menemukan Tuhan, terjemahan dari Raudhatu ath-thalibin wa ‘umdatu as- Salikin. Jakarta: Turos Pustaka.
Kholil, A. (2012). Spiritualitas Khidir: Moralitas Islam dalam Tindakan Sosial, Ulul Albab, 13(2), 153-172.
Makki, A. (2005). The Relantionship Between Spirituality and Successful Aging Among Older Minority Women. Unpublished Research.
Maturidi., & Masruroh (2019). Peranan Majelis Dzikir Dalam Pembentukkan Karakter Remaja, Jurnal Dirosah Islamiyah, 1(1), 79-92.
McLuhan, M. (1964). Understanding Media: The Extension of Man. London: Routledge.
Musyafiq, A. (2012). Spiritualitas Kaum Fundamentalis, Walisongo, 20(1), 55-78.
Muttaqin, A. (2012). Islam and The Changing Meaning of Spiritualitas and Spiritual in Contemporary Indonesia, Al-Jami‘ah, 50(1), 24-56.
Dzikir, Spiritualitas dan Intuisi: Studi tentang Pembentukan Jati Diri di Majelis Dzikir Rijalullah Majalengka
Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 08(3) (2020) 231-250 249
Naim, N. (2009). Aneka Ragam Spiritualitas dalam Kebudayaan Kontemporer, el-Harakah, 11(1), 62-83.
Naim, N. (2013). Kebangkitan Spiritualitas Masyarakat Modern, Kalam: Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam, 7(2), 237-258.
Nata, A. (2017). Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada.
Piliang, Y. A. (2011). Bayang-bayang Tuhan: Agama dan Imajinasi. Bandung: Mizan Publika.
Rozi, S. (2018). Melacak Jejak Spiritualitas Manusia dalam Tradisi Islam dan Barat, Tarbiya Islamia: Jurnal Pendidikan dan Keislaman, 7(2), 149-164.
Rustandi, R. (2019). Cyberdakwah: Internet sebagai Media Baru dalam Sistem Komunikasi Dakwah Islam, Nalar: Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam, 3(2), 84-95.
Sari, N. K. (2020). Dinamika Perkembangan Spiritualitas dan Relevansinya terhadap Pendidikan Islam, Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 8(1), 53-65.
Sholiha, T. M., Narulita, S., & Mardihah, I. (2014). Peran Majelis Dzikir dalam Pembinaan Akhlak Remaja Putri (Majelis Dzikir Al-Masruriyyah, Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur), Jurnal Studi Al-Qur’an, 10(2), 145-159.
Siswanto. (2011). Program Training & Development Berbasis Spiritualitas, Iqtishoduna, 4(2), 1-13.
Sodri. (2018). Pengamalan Dzikir dalam Pembentukan Karakter Muslim (Studi terhadap Siswa/I SMAN 2 Medan yang Mengikuti Majelis Dzikir Tazkira Sumatera Utara), Tazkiya, 7(2), 1-23.
Suyadi. (2012). Logoterapi, Sebuah Upaya Pengembangan Spiritualitas Dan Makna Hidup Dalam Perspektif Psikologi Pendidikan Islam, Jurnal Pendidikan Islam, 1(2), 267-280.
Zamhari, A. (2013). Socio-Structural Innovations in Indonesia’s Urban Sufism (The Case Study of the Majelis Dzikir and Shalawat Nurul Mustafa), Journal of Indonesian Islam, 7(1), 119-144.