Kajian filsafat ilmu dalam konteks Pendidikan Agama Islam bukan sekadar aktivitas spekulatif intelektual, tetapi merupakan upaya holistik untuk menata ulang kerangka berpikir tentang ilmu, manusia, dan tujuan pendidikan dalam terang nilai-nilai ilahiah. Di tengah krisis makna, banjir informasi, dan fragmentasi keilmuan modern, filsafat ilmu menjadi alat kritik dan rekonstruksi terhadap fondasi pendidikan, agar tetap berpijak pada tauhid dan berorientasi pada transformasi diri dan masyarakat.

Buku ini telah memaparkan peta konseptualisasi yang luas dan mendalam: dari ontologi hingga aksiologi, dari epistemologi Islam hingga paradoks ilmu sekuler, dari warisan peradaban klasik hingga tantangan disrupsi digital, dari pemikiran tokoh klasik hingga respons kontemporer terhadap globalisasi dan dekadensi moral. Semua itu ditelaah secara integral dalam bingkai keilmuan Islam yang tidak hanya membenarkan, tetapi juga membimbing dan menyucikan ilmu pengetahuan.

Pendidikan Agama Islam sebagai subjek kajian tidak bisa dibatasi hanya sebagai transfer dogma atau pelestarian tradisi. Ia adalah wahana pencerahan, pencerahan, dan penyucian; sarana memanusiakan manusia berdasarkan fitrah ilahiyahnya. Oleh karena itu, kerangka filosofisnya harus bersumber dari epistemologi tauhidi yang dinamis, bukan dogmatis; dari paradigma profetik yang humanistik, bukan indoktriner.

Peran filsafat ilmu dalam pendidikan Islam di tingkat doktoral adalah membangun kesadaran kritis dan komitmen spiritual dalam merancang ilmu sebagai amanah Tuhan, bukan sekadar produk sosial. Peneliti dan pendidik yang berangkat dari pangkalan ini tidak hanya dituntut menjadi ilmuwan yang mengetahui, tetapi juga hikmahwan yang tercerahkan, yang ilmunya menebarkan rahmat, bukan kuasa.